Minggu, 27 Oktober 2013

Peugeot? Why not?

Udah ga laku, boros, gampang panas, rewel,  apa bagusnya sih ni mobil?? 

Itu kata beberapa orang soal mobil eropa terutama Peugeot yang kasian kalau disebutin namanya disini hehehe....karena saya yakin dalam hati kecilnya mereka juga mau nyobain pake ni mobil. Tulisan ini sebenarnya adalah sambungan dari postingan yg berjudul "otomotif dan saya, satu paket yg tidak bisa dipisahkan" 

Berawal dari hobi motor yang mulai memasuki titik jenuh dan udah bisa cari duit sendiri kala itu, akhirnya saya memutuskan sudah saatnya saya punya mobil dari hasil keringat saya sendiri. Namanya jg baru awal2 kerja ya budget juga pas2an bgt, malah mungkin bisa dianggap "mission impossible" bagi beberapa orang....apakah itu? 

Punya mobil dengan budget 10jt...

What??? Mobil apaan?? Gerobak?? Believe it or not, dengan budget segitu, kita bisa punya mobil eropa super nyaman berperforma tinggi namun irit bahan bakar. Bahkan kita tidak perlu khawatir menyimpannya di luar dalam keadaan tidak terkunci sekalipun! *resiko buat si malingnya ga sepadan kali ya..*

mobil apakah itu? Jawabannya adalah Peugeot 505! 



Yaa, berbekal racun dari seorang teman bernama Dali Lukman yg akrab dipanggil Ka'dal. Saya akhirnya mendapatkan mobil pertama saya. Setelah puasa dan menabung selama 1 tahun, akhirnya mobil ini berhasil saya beli dari seorang karyawan PT.INTI seharga 10jt800rb yang juga ternyata anggota Peugeot Club Bandung. Inilah Peugeot 505 GR tahun 1983 berkapasitas 2000cc douvrin engine dengan transmisi manual 4 percepatan! Bensinnya? Irit bgt! Buat cc 2000 mobil ini hanya cukup menenggak 1liter premium untuk 11km bahkan untuk luar kota bisa sampai 15km!


Namanya juga mobil tua, perbaikan pastinya diperlukan perbaikan disana sini buat tampil sempurna. Meski begitu mobil ini buat saya cukup luar biasa. Di usianya yg tak lagi muda, mesin masih dalam kondisi prima, hanya perlu mengganti ring piston yg belum terlalu aus. Larinya bisa mencapai 140kph tanpa getar dan limbung, bahkan piranti power steering, central lock, dan AC adalah piranti standar yang masih berfungsi dalam kondisi prima. Meski begitu untuk menyempurnakan kondisinya, sy merogoh kocek 1jt saja itupun sudah mencakup perbaikan kaki2 depan. Pajak kendaraanya pun hanya 300rb/tahun, Sempurna banget buat karyawan pas2an kayak saya waktu itu hehe... Spare part dan bengkelnya pun tak sulit ditemui, lebih dari 3 bengkel dan 5 toko sparepart khusus Peugeot ada di bandung.

Karena bentuk mobilnya aneh dan terbilang langka, orang kantor jadi banyak yang bertanya pada saya, salah satunya adalah Ale Aulia a.k.a Ale Bonus (skr) penyiar saya di kala itu. Mendengar cerita saya, rupanya dia antusias sekali untuk memiliki Peugeot 505 seperti saya. Beberapa kali mobil saya ditawar, dan hampir tiap pagi pasti dia kebawah (ke parkiran) hanya untuk minta ditemani melihat mobil saya. Waktu itu saya tidak mau jual, orang lagi enak2nya dipake hehe...

Namun suatu peristiwa membuat saya akhirnya harus melepas mobil ini. Hubungan saya dengan pasangan yang sudah saya anggap sebagai calon istri harus gagal ditengah jalan. saya tidak tahu penyebabnya apa, Apakah karena ia kecewa dengan saya, hasutan orang lain, atau mungkin saya dianggap tidak punya masa depan. tapi yang jelas setelah semalam saya menjemput ia dari kosan temannya, ia memutuskan saya via bbm dengan alasan "jenuh". Sakit memang terlebih setiap hari setelah itu, bau parfum dia masih melekat di mobil saya. 

Setelah kejadian itu, akhirnya saya menghubungi Ale agar ia segera mengambil mobil saya dengan "mahar" 13jt saja. Pada suatu pagi, mobil itupun berpindah ke tangan Ale Aulia sang vokalis Bonus Band. (digambar bawah, Ale yg berbaju putih)


Namanya orang galau cari kerjaan, daripada ngerusak diri, akhirnya saya memilih menyibukkan diri dengan "cari2 masalah" yakni membangun sebuah mobil eropa! Satu hal yang banyak dihindari orang karena ngeri dengan biayanya. Untungnya waktu itu bisnis dagang airsoftgun saya lagi laris, makanya saya memberanikan diri membeli sebuah (lagi2) Peugeot 505 GR yg sudah dimodifikasi bodinya menjadi tipe GTi dengan kondisi "apa adanya" alias bahan.


Percaya atau tidak, mobil cantik ini sudah berada di bawah pohon rindang itu (lihat gambar) selama hampir 1 tahun, walaupun pengakuan pemiliknya sih baru 3 bulan. Begitu distarter, dari kolong mobil keluar tikus. Di pinggiran pintu terlihat rombongan semut sedang "migrasi" keluar sarangnya karena tahu mobil ini akan berpindah tangan. Ac tidak dingin dan kabinnya bau apek, ban botak dan benjol, beberapa velg bahkan ada yang peyang. Dashboard banyak yg retak dan mesin karbunya gak komplit.  (anehnya masih bisa jalan dari ujung berung sampe gegerkalong trus ke bengkel besoknya walaupun akhirnya mogok beberapa meter dari bengkel)

Dengan serangkaian "PR" itu akhirnya saya memperbaikinya di 3 bengkel di kota bandung, dengan merogoh kocek sangat dalam yg sudah tidak tahu berapa jumlahnya. Akhirnya mobil ini dilepas ke salah satu rekan di pemerintahan dengan harga 16jt saja dengan sejumlah PR yg sudah dijelaskan ke pembeli beserta bengkelnya. Anehnya meski baru di dunia mobil eropa, orangnya gak percayaan. Satu rekomendasipun dari saya tidak digunakan dan beberapa bulan kemudian ngeluh mobilnya banyak PR lalu minta bantuin jualin lagi, orang yg aneh..tapi sudahlah..

Pengalaman terbaik saya jatuh pada 505 yang satu ini. Peugeot 505 GTi AT ex Kedubes Perancis berkapasitas 2200cc mobil yg ternyata built up ini dilengkapi fitur ABS dan limited slip differential (LSD) yg bikin mobil super stabil pada kecepatan super juga. Bayangin aja, mobil taun 88 ini masih sanggup lari sampai 180kph di tol yang terkenal jelek jalannya yakni tol Palilkanci tanpa merasakan limbung atau ngeri. LSD-nya bikin mobil ini aman berbelok tajam pada kecepatan 120kph di pantura, luar biasa! AC, central lock, power window, cd changer, electric mirror udah jadi piranti standar. Mobil ini saya beli seharga 15jt karena yang jualnya butuh cepat buat modal kawin, meski dengan segambreng PR hehe..





Meski begitu, konsumsi bahan bakarnya yang gak ketahan bikin saya lama2 mikir juga buat ganti ke unit yang "waras" minum bensinnya. Akhirnya setelah merogoh kocek sampai 10jt, mobil ini berhasil saya jual ke seorang kolektor di jakarta. Dia terkesan sama sejarah mobil ini sebagai gantinya saya kembali ke 505 GR manual 4 speed tahun 82 namun dengan kondisi nyaris sempurna.



Mobil ini adalah seri Peugeot terakhir yang saya miliki, karena setelah ini mobil ini berpindah tangan ke Om saya karena tuntutan pekerjaan yang bikin mobil ga keurus. Mobil ini menjadi saksi bisu bagaimana saya berubah dari seorang laki2 ke seorang pria dengan beban tanggung jawab yang tidak sedikit. Mobil yg sudah biasa dibawa ke Pangandaran, jakarta dan semarang ini juga menjadi saksi bisu betapa saya (sorry to say) dibuang dan dilupakan oleh teman2 "satu genk" yang saya kira satu hati. Jangankan ada jasa yang diingat, wajah baik saya pun tidak terlihat lagi. Akhirnya dengan kemantapan hati dan semangat perubahan besar dalam hidup saya. Akhirnya saya memutuskan meninggalkan semuanya. Meski mereka tidak pernah menganggap begitu.

Satu hal yang mau saya bagi..

Mobilmu bukanlah hanya alat transportasimu, tapi ia juga adalah teman setia sekaligus saksi bisu perjalanan hidupmu. Rawat dan jagalah ia, agar ia bisa menemanimu kapanpun kau butuhkan.

So long my brother laGRande, be a good boy always...










4 komentar:

  1. Maaf kang saya mau tahu biasanya akang suka service di bengkel mana plus alamatnya... Trims jawabannya

    BalasHapus
  2. Gan. Ane punya Peugeot 505 gr tahun 85. Tapi boros banget. 1 liter nya cuma buat 2km. Ada kah saran dari agan?
    Mohon pencerahannya

    BalasHapus
  3. Gan. Ane punya Peugeot 505 gr tahun 85. Tapi boros banget. 1 liter nya cuma buat 2km. Ada kah saran dari agan?
    Mohon pencerahannya

    BalasHapus
  4. yuk main sabung ayam

    Agen Bolavita - Sportbook - Casino - Togel - SabungAyam - Poker - Bola Tangkas
    1. agenpialadunia2018-blog.logdown.com

    BalasHapus