Selasa, 04 Maret 2014

Semua Sayang Minah

Senin 3 Maret 2014, sekitar Pkl: 20.00wib. Seorang pembantu setia dalam keluarga kami telah meninggal dalam pengabdian tiada tara. Dialah Aminah binti Sargani seorang perempuan sebatang kara berusia 68 tahun yang kuat dan tegar, Minah biasa kami memanggilnya tidak mau berhenti bekerja hingga seluruh organnya mengalami kemunduran drastis yang tanpa ia sadari itu menjadi media ia gagal bernafas pada hari itu.

Minah, adalah anggota keluarga yang telah dititipkan nenek sejak mama belum menikah dulu di Batu tulis, pecenongan, Jakarta. Sepanjang hidupnya, Minah kurang beruntung. Terlahir di keluarga keturunan Cina Benteng yang kurang sejahtera, membuat Minah yang sedikit mengalami Down Syndrome harus berjualan makanan secara keliling untuk bisa bertahan hidup. Hingga suatu saat Minah entah kenapa bandel ga mau jualan lagi, nampan berisi makanan modal hidup sehari yang dikasih kakak iparnya dia buang ke kali deket rumahnya sebagai tanda protes. Malang, minah disiksa keluarganya karena itu. 

Meski heboh dan banyak yang melihat, Tidak ada yang berani menolong Minah waktu itu karena orang2 takut sama Kakak Ipar Minah. Beruntung Nenek melihat kejadian itu dan mencoba menghentikan aksi biadab yang dilakukan kakak ipar Minah. Nenek cukup disegani karena kakek pebisnis besar yang dekat dengan kalangan pemerintahan Soeharto kala itu. Melihat Nenek datang, kakak ipar Minah beserta keluarganya yang hingga hari ini saya tidak tahu namanya dan entah kemana rimbanya. Langsung berhenti menyiksa Minah. Setelah terjadi adu mulut antara nenek dan keluarga Minah, anehnya tanpa tanggung jawab mereka seketika membuang Minah dari keluarga mereka ketika nenek bilang "kalau lu siksa dia, gw bakal ambil Minah dari lu dan lu harus berhadapan sama gw soal ini" bukan berupaya mempertahankan, Mereka malah bilang "yaudah ambil aja sama ibu...!" Lalu Minah ditinggalkan begitu saja. Mendengar hal itu, langsung saja Minah dilarikan ke UGD lalu ke ICU Rumah Sakit sangking parahnya luka2 yang diderita Minah.

Akibat kejadian itu, minah yang sudah agak "down syndrome" harus hampir kehilangan pendengarannya, bahkan salah satu telinganya rusak bentuknya karena benturan hebat. Belum lagi luka2 lain di sekujur tubuh dan kepalanya. Luar biasa, Minah kuat. Ia kembali sehat setelah 3 bulan penyembuhan, terapi dan perawatan intensif dari dokter keluarga dan rumah sakit Cikini yang juga sudah jadi partner keluarga kami dalam hal kesehatan kala itu. Sejak saat itu, Minah jadi anggota keluarga kami. Minah orang yang ceria, dia sangat sering tertawa. Dalam hidupnya selalu saja ada hal lucu untuk buat ia tersenyum dan tertawa. Walaupun agak bandel, Minah selalu rajin bekerja. Minah tetep suka bantu2 bersih2 dirumah meski pembantu Nenek sudah sembilan orang waktu itu.

Ketika nenek meninggal, nenek menitipkan Minah ke mama. Suasana penuh emosional seringkali melibatkan Minah dalam keluarga kami. Semua sayang sama Minah, karena keluguan dan kesederhanaan hidupnya. Tidak ada keinginan lain dalam hidupnya kecuali makan enak dan bekerja (mengabdi) pada siapapun di keluarga kami. Tiap hari Minah ga mau diem, makanya kami berikan ia pekerjaan khusus, Hanya Minah yang diperbolehkan membereskan kamar dan barang2 pribadi kami, hanya Minah yang suka tiba2 meluk saya, teteh, mama atau papa, ketika ditanya kenapa meluk? Minah hanya bilang "sayang...." 

Meski orang bilang dia (maaf) bego. Dia orang yang peka, tanpa kami cerita padanya soal kesulitan ekonomi keluarga yang datang silih berganti. Minah dengan uang seadanya dari hasil tip ia mengantar gas pakai dorongan (karena keluarga kami agen gas) dan pemberian dari kami atau saudara2. Suatu hari (dan kejadian ini akan selalu terkenang di keluarga kami) Minah mendatangi Mama sambil bilang "Ma ini ada uang buat Mama 10rb Teteh 10rb, Dede (panggilan dia ke saya) 10rb..." Padahal uang yang dia kasih 2 ribu, tapi karena dia tidak melihat jelas dan didorong keinginan ingin memberi, dia bilang "ini 10rb" katanya "kasian Dede ga punya uang ga bisa jajan..." Mama dan teteh yang mendengar hal itu menghargai Minah dengan menerima uang darinya sambil menitikkan air mata dan memeluk Minah yang juga sudah mulai sakit2an saat itu. Kami takut Minah kecewa kalau kami menolak pemberiannya. Sedangkan saya masih bekerja di luar kota waktu itu.
                                 
                           
      
Meja kecil di dapur tempat minah sering menghabiskan waktunya, makan, minum, kadang tidur, sekaligus tempat ia collapse lalu dilarikan oleh Ambulance RSHS. (Kotak dan toples tempat minah menyimpan barang dan dompet sudah dibereskan oleh pembantu saya yg satu lagi karena saya ga sanggup liat barang2 itu)


Beberapa hari sebelum ia meninggal, Minah yang buang air kecil, makan dan minumnya sudah diurus sama mama. Mendadak lagi2 memberi uang kepada mama 10rb, katanya "buat beli kue mangkok, minta tolong ke Dede.."

Ya Allah.....karena Minah tidak pernah sakit dan Mama tidak menyangka itu mungkin adalah permintaan terakhir dia, Mama lagi2 tidak memberi tahu saya soal ini, karena tidak mau merepotkan saya. Saya tahu ini ketika pulang setelah menguburkan mengurus pemulasaraan Jenazah Minah di RSHS senin malam kemarin

Teman....ketika saya menulis ini, iPad saya basah oleh air mata saya...minah tidak pernah mendapat kue mangkok yang ia suka...

Sekarang tidak ada lagi yang minta ijin ke kamar buat ngepel kamar saya, saya betul2 melihat proses kemunduran dia dari mulai bisa ngepel bersih layaknya orang normal hingga ia tidak lagi bisa membersihkan sprei kasur karena lelah. 

Sekarang tidak ada lagi yang bilang sambil menjulurkan tangan "bagi dong de.." Saat saya memasak di dapur

Sekarang tidak ada lagi Minah bandel yang suka "ngelentuk"(ngantuk) di kursi plastiknya

Sekarang tidak ada lagi Minah yang bilang "hati2 ya de.." Kalau saya pergi main atau kerja

Ga ada lagi Minah yang suka duduk berjemur di teras dengan wajah lugunya...

Ga ada lagi Minah yang suka makan banyak dan selalu bilang "makasih yaa...." Kalau kita kasih makanan, 3 kali sehari dia makan, 3 kali juga dia berterima kasih pada siapapun yang memberinya sepiring nasi dan telor ceplok atau ayam goreng kesukaanya

Ya Allaaah.....satu2nya kepedihan dan penyesalan saya terhadap Minah adalah, saya kurang menberi perhatian padanya, bahkan hingga akhir hayatnya. Meski begitu ia tetaaaap sayang dan memperhatikan saya padahal saya cuek sama dia...

Saya tidak pernah menyangka, kalau orang yang paling jarang saya perhatikan di rumah ternyata justru begitu memperhatikan dan menyayangi saya...

Teman....yang ingin saya bagi, janganlah kalian melakukan kesalahan yang sama dengan saya, penyesalan memang datang belakangan, belum banyak yang bisa saya lakukan untuk Minah semasa hidupnya, kecuali tidak tidur mengurus pemakaman dan seluruh biayanya dari awal hingga akhir ia dikebumikan. Dan yasinan tadi malam. Padahal ia begitu menyayangi saya sepanjang hidupnya. Sejenak, jujur saya merasa jahat...tapi apa yang bisa saya lakukan sekarang selain berusaha memaafkan diri sendiri dan berdoa untuk Minah?

Sayangilah semua orang yang ada dirumahmu, terutama yang paling sering kamu cuekin, kamu tidak akan tahu apa yang ada di hati mereka dan apa yang akan kamu rasakan saat kamu kehilangan mereka...

Meski tidak punya saudara dan tidak punya teman, Seluruh tetangga membantu Minah dalam prosesi pemakaman, mulai dari menyolatkan hingga menurungkan hingga ke liang lahat. suatu pemandangan di tengah lingkungan yang sangat individualis. Semua karena Minah..

Selamat Jalan Minah, kami akan selalu merindukanmu...


Thanks to:
Mama yang telah rela mengurus Minah dan tetap tegar hingga akhir
Tim Ambulance dan pemulasaraan Jenazah RSHS
Tim Dokter UGD dan Pemulasaraan dan penyolatan Jenazah RSHS bandung
Tante Rein Hadi (istri dr. Hadi Jusuf) yang sudah menemani dari awal hingga akhir, karena rasa sayangnya pada Minah
Ibu Sumantri tetangga yang sudah menjadi imam solat jenazah makmum perempuan 
Pak RT yang rela turun ke liang lahat dan mengazankan Minah, meski sedang sakit parah
Ki Muh sesepuh komplek yang mengatur seluruh rangkaian acara pemakaman Minah
Kang Jajang yang sudah mendapatkan tanah makam Minah disaat semua pemakaman penuh
Pak RW 
Pak Supir Mobil Jenazah RSHS yang dengan sukarela menunggu meski penyewaan hanya untuk dropping Jenazah (katanya iba sama Minah)
Anak2 Panti Asuhan Al-Fien yang sudah menerima shadaqoh Minah dan mengirim doa Yasin untuk Minah
Seorang wanita berhati mulia yang jagain rumah duka dan melayani tamu sendirian, hingga memberikan pelukan hangat saat saya tak kuasa menahan kesedihan. Doain Minah ya sayang...

Dan semua pihak yang membantu, baik, moril, materil, dan doa yang tulus ikhlas buat Minah.....titip Yasin untuk Minah ya teman2...