Sabtu, 02 November 2013

The Chronicle of Me & Puri Argenia *part 4* (The Foe is me)

Good morning! Semoga hari kalian menyenangkan....

Hingga saya mengetik postingan ini, pembangunan Puri Argenia masih terus berlanjut. Hari ini masih berada pada tahap finishing, Haah ga sabar rasanya buat pulang ke Bandung.

Ok, back to the topic. Sesuai judul, terkadang musuh terbesar dari segala misi dalam hidup kita adalah diri sendiri. Rencana pembangunan Puri Argenia yang awalnya saya rencanakan selesai 3 bulan, ternyata harus molor sampe 6 bulan. Libur lebaran dan keterbatasan modal membuat saya harus meliburkan sementara semua karyawan. Di satu sisi saya senang akhirnya bisa sedikit berlibur setelah 3 bulan penuh di project site, tapi di sisi lain mengetahui modal telah habis terpakai adalah hal yang sangat menjatuhkan semangat. Saya sudah tidak bekerja lagi saat itu, dan semua sumber modal sudah terpakai. Meski bermain bersama teman2 begitu menyenangkan, tapi tidak bisa dipungkiri kepala saya banyak pikiran.

Mencoba melupakan, dan berpikiran "gimana nanti" saya memulai kesalahan besar saya yang pertama, berniat 1 minggu sesudah lebaran saya berangkat kembali ke Pangandaran, nyatanya masuk minggu ke 3 saya keenakan liburan dan belum dapet solusi keuangan saya. Hingga akhirnya pada suatu titik saat saya sedang menyendiri, saya terpikir untuk membuka brankas dan mencari properti milik saya yang bisa dijual untuk kelangsungan usaha ini. Memang di keluarga kami, aset sudah dibagi2 meski papa dan mama masih ada. Brankas ini tidak pernah saya buka, karena saya tidak mau tahu, apalagi membayangkan orang tua saya telah tiada dan saya harus mengurus semuanya. Tapi ya itulah yang namanya jalan hidup, tidak ada yang tahu. Sekarang mau tidak mau saya jadi tahu apa saja yang saya miliki dan malah bermunculan ide usaha yang baru selain penginapan, kostel atau shuttle meski digarapnya mah kapan lagi aja hehe...

Sepintas juga saya berpikiran "evil" sambil berkata dalam hati, kasian banget ya seseorang yang udah ninggalin saya karena berpikir saya tidak punya masa depan. Dia tidak tahu apa yang dia tinggalkan, dan sekarang saya akan membagi kebahagiaan ini dengan orang yang baru, dan mungkin mereka lebih pantas karena melihat saya apa adanya, bukan ada apanya. Beruntung orang tua saya memang sangat suka berinvestasi properti dan beberapa sudah dimasukan dalam map saya yang artinya adalah kewajiban saya untuk mengurus semuanya. setelah sekilas melihat2 saya memilih satu tanah yang memiliki potensi paling rendah untuk jadi sumber pemasukan untuk dijual. Belum sempat saya meminta ijin orang tua untuk menjualnya dan menggantinya ke lokasi lain suatu saat. Saya ditelepon oleh salah satu bank yang ternyata menawarkan solusi untuk saya yang sedang membangun Puri Argenia (kadang saya heran mereka tau darimana ya?). Mereka menawarkan kredit tanpa jaminan karena melihat cashflow pembayaran kartu kredit saya yang tidak pernah terlambat. Bunganya pun terbilang rendah dengan angka cicilan yang akan tertutup seiring dengan target okupansi Puri Argenia nantinya. Pengennya sih ga ngutang, but do i have a choice?

Setelah meminta restu orang tua (ini sangat penting terutama ibu) dan menceritakan semuanya, akhirnya saya memutuskan mengambil pinjaman ketimbang harus menjual aset yang sebenarnya belum murni milik saya. Setelah modal ada, berangkatlah saya kembali ke Pangandaran dengan satu tekad. Mengambil hak saya termasuk semua orang, sukses dengan kerja keras! Memang saya tidak bisa mengklaim semua yg terjadi adalah dari tangan saya sendiri, tapi saya mengambil semuanya semuanya sendiri dan berdiri dengan kaki saya sendiri, saya tidak memilih menjadi alat, saya memilih menjadi pengguna alat itu. 

Tidak ada yang mudah, tidak ada yang sederhana, tidak mungkin saya ceritakan pertentangan apa saja yang sudah saya hadapi untuk sampai ke titik ini. Tapi setidaknya, dihina, difitnah, ditipu, dipandang sebelah mata, dikatain sombong, dijauhi, bahkan bertengkar dengan orang tua, sudah saya alami. Semua semata2 demi satu hal, menjadi sukses dan membahagiakan orang2 di sekitar saya.

So, buat para haters diluar sana, i give you an offer...mau jadi bagian dari orang2 di sekitar saya, atau tetap pada tempatnya dan menjadi penonton? karena suatu saat saya sukses, mungkin saya akan menolak mengenal anda atas apa yang anda lakukan pada saya. Lalu apakah saya akan sukses? Tuhan tidak akan mengingkari janjinya, IA akan merubah nasib kaumnya yang berusaha dan berdoa. And not like you, GOD know what ive done to make it real...

Hingga hari ini, Puri Argenia ditargetkan selesai pembangunannya pada akhir november 2013 ini, dan untuk bulan januari sudah ada yang booking. Senang rasanya mendapat konsumen meski "toko" belum buka, meski begitu ini adalah suatu tantangan baru dimana saya harus memberikan pelayanan yang maksimal sebagai wujud terima kasih saya pada mereka. Seperti status di bbm saya: #PuriArgenia 94% inilah wujud Puri Argenia sebelum di cat dan dirapih2 (sekarang sedang dalam proses pengecatan dan pemasangan area hijau+dekor). Mohon doa agar bisa cepat selesai yaa, makasih udah mau ngunjungin blog saya, and as usual, see you on the next post!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar